Perlunya Manajemen Penangulangan Bencana dalam Perpustakaan Radya Pustaka

            Informasi memiliki peran yang begitu penting dalam sebuah kehidupan. Manusia selalu membutuhkan informasi untuk melakukan banyak hal. Segala aktivitas manusia tidak pernah jauh dari sebuah informasi oleh sebab itu informasi menjadi hal yang sangat penting. Bahkan  sekarang seseorang rela mengeluarkan banyak uang dan usaha untuk mendapatkan sebuah informasi. Peran dasar informasi menurut peneliti adalah sebagai pengambilan keputusan dari sebuah tindakan, seorang ilmuan tidak bisa mengambil sebuah keputusan sebelum mereka memiliki sebuah informasi sebelumnya, seseorang belum bisa memutuskan melakukan perjalanan jika mereka tidak memiliki sebuah informasi, dan seorang dokter tidak akan bisa menyembuhkan seseorang jika tidak memiliki informasi dari pasienya. Informasi juga memiliki peran penting didalam perkembangan ilmu pengetahuan karena sebuah informasi baru dapat merubah informasi yang sudah ada sebelumnya.

Sebuah informasi memiliki jangka waktu akses yang tidak bisa kita pastikan keberadaaanya. Sebuah informasi dapat menghilang secara cepat sehingga kita tidak bisa memanfaatkan informasi tersebut sebelum informasi itu hilang, namun informasi juga mampu bertahan selama mungkin hingga beberapa generasi sekalipun. Informasi yang bisa bertahan sangat lama ini berguna untuk melihat perkembangan sebuah peradaban kehidupan terdahulu. Dengan informasi tersebut kita bisa mngetahui apa yang sebenarnya terjadi pada masa peradaban itu sehingga kita bisa belajar dari masa itu. Maka dari itu sebuah informasi tentunya mempunyai perlakuan yang khusus untuk melestarikanya sehingga kandungan informasi yang ada didalamnya tidak mengalami perubahan yang bisa menurunkan kualitas informasi tersebut. Menurunya kualitas informasi tentunya akan mempengaruhi validnya sebuah informasi dan ketidak validan informasi dapat menyebabkan timbulnya informasi yang salah.

Perpustakaan merupakan sebuah organisasi yang bertugas untuk mengelola informasi mengunakan sebuah sistem tertentu sehingga informasi dapat di akses secara cepat dan akurat dan memiliki jangka waktu akses yang cukup panjang. Untuk menjaga jangka waktu akses informasi yang bisa bertahan lama perpustakaan mempunyai tugas untuk melestarikan sebuah informasi. Salah satu perpustakaan yang bertugas melestarikan sebuah informasi adalah perpustakaan Radyapustaka. Perpustakaan Radyapustaka banyak menyimpan koleksi Manuscript dari abad 17 hingga abad 19. Perpustakaan Museum Radya Pustaka merupakan institusi yang memiliki, menyimpan dan melestarikan koleksi naskah di Surakarta. Perpustakaan ini berada di dalam Museum Radya Pustaka, Surakarta, Jawa Tengah.

Naskah yang di miliki oleh Perpustakaan Museum Radya Pustaka memiliki nilai untuk terus dipertahankan dan dilestarikan karena naskah merupakan salah satu hasil dari kebudayaan berdasarkan dimensi wujudnya. Selain itu, naskah merupakan hasil interaksi antara aktivitas manusia yang tidak lepas dari penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Seiring dengan berjalannya waktu, sebagian dari naskah tersebut mengalami kerusakan karena berbagai sebab, meskipun sebagian masih terpelihara dengan baik. Segala hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada koleksi di perpustakaan, termasuk naskah, dikategorikan sebagai bencana. Manusia berupaya menghindari dan mengatasi bencana begitu juga dengan mengurangi kerusakan yang biasa disebut dengan kesiagaan menghadapi bencana. Jenis bencana yang terjadi di perpustakaan yaitu kebakaran, banjir, gejala alam (angin topan, gempa bumi, dll) serta ulah manusia.

Bencana yang terjadi di perpustakaan tidak bisa kita prediksi secara tepat, banyak hal yang tidak terduga dapat melanda perpustakaan salah satunya adalah sesuatu hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada perpustakaan baik dari segi fisik perpustakaan maupun sistem dan data yang dikelola oleh perpustakaan tersebut. Namun hal tersebut dapat diatasi  jika seorang pustakaawan memiliki pengetahuan dalam merespon bencana dan kemudian dapat merencanaan pemulihan terhadap perpustakaan. Usaha merespon dan memulihkan perpustakaan adalah salah satu pencegahan yang dapat meminimalisir kerusakan di perpustakaan yang di sebabkan oleh bencana.

Namun pada kenyataanya masih banyak perpustakaan di Indonesia ini yang belum menerapkan sistem penangulangan bencana dan perencanaan pemulihan untuk perpustakaan. Bencana dianggap sesuatu hal yang jarang terjadi sehingga banyak perpustakaan yang mengabaikanya.

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI DI INTERNET

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;}

PENDAHULUAN

 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin bersar di tiap tahunya ini memberi dampak semakin mudahnya sumber informasi tersebar di lingkunggan masyarakat. Dengan kemajuan pertumbuhan informasi yang cepat ini atau yang lebih sering di sebut sebagai Information Explosion , yakni pertumbuhan literatur yang cepat dan sangat banyak. Hal ini sangat di pengaruhi dengan di temukanya sebuah  internet, Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking[1].

Segala perkembangan tentunya membawa dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan yang pesat dalam dunia informasi terutama internet tentunya banyak membawa dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat. Internet sebagai media komunikasi, Internet sebagai media pertukaran data, Internet sebagai media untuk mencari informasi atau data, Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi, Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan, Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain

Selain dampak positif tentunya timbul juga dampak negatif di dalam internet tersebut. Beberapa diantaranya adalah, internet sebagai pelayanan penyedia informasi yang sangat mudah karena sifatnya yang mudah dan bebas ini masyarakat bukan hanya mampu memperoleh informasi saja namun juga mampu mengeluarkan sebuah informasi. Melihat keadaan ini maka timbul beberapa informasi yang menurut penulis kurang reliability. Sumber informasi yang tidak dapat di percaya ini dapat menimbulkan kerancauan imformasi di kalangan pencari informasi. Selain itu pula dampak kemudahan pengaksesan informasi tersebut dapat menimbulkan pornografi, violence and gore, penipuan, carding, pernjudian dan tentunya masih banyak lagi dampak negatif yang belum penulis sebutkan mengingat keamanan data dalam dunia internet masih rawan.Untuk menyikapi keadan tersebut kita harus mampu memanfaatkan sumber informasi dengan baik dan benar.

PEMBAHASAN MASALAH

 

Seperti penjelasan pada pendahuluan di atas dapat penulis simpulkan bahwa sumber informasi khususnya internet dapat menjadi perkembangan sebuah informasi atau justru menjadi sebuah sampah informasi. Sedangkan sudah menjadi rahasia umum bahwa informasi dapat mempengaruhi aktivitas maanusia. Dan inilah yang perlu kita cermati lebih lanjut, supaya informasi yang ada bermanfaat dan tidak memperburuk keadaan. Harus kita sadari bahwa tidak semua informasi yang berkembang di sekitar kita mempunyai nilai positif. Pemberian dan penerimaan informasi harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan umur pemakainya. Inilah yang menjadi permasalahan kita bersama untuk menemukan sebuah solusi supaya informasi dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan manusia. Lebih jauh lagi penulis akan menyampaikan beberapa unsur penting dalam pemanfaatan sebuah informasi.

Definisi klasik dari sistem informasi, dimana informasi adalah pengetahuan yang diperoleh dari data[2]. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Ketika kita mengakses sebuah informasi yang akan kita manfaatkan kita haruslah memperhatikan kualitas sumber informasi tersebut. Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis), dan relevan (relevance).

Accurate Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

Timely Basis (Kualitas dari suatu informasi) Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

Relevance Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda, misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan unuk akuntan.

Selain kita harus terlebih dahulu memahami pentingnya unsur sebuah informasi kita juga harus menyikapi informasi dengan cerdas untuk menemukan semua hal positip dan menghindari jika ada segi negatipnya. Informasi akan bermanfaat jika kita menggunakannya sesuai dengan kebutuhan kita, namun kita juga harus memperhatikan kepentingan orang lain.

Ada beberapa kriteria seseorang dikatakan mengerti akan sebuah informasi, yaitu antara lain[3]:

1.      Sadar akan kebutuhan informasi.

Seseorang mempunyai kesadaran akan nilai suatu informasi sebagai masukan untuk mengatasi kekurangan dalam dirinya. Misalnya seseorang mencari informasi tentang perusahaan kertas, karena dia belum tau dan akan mendirikan usaha percetakan.

2.      Tahu bagaimana cara mengakses informasi.

Ini menjelaskan bahwa kita memerlukan pengetahuan mengenai sumber informasi, cara atau metode yang efektif untuk menelusur informasi. Tanpa mengetahuinya maka tidak mungkin kita akan mendapatkan informasi yang kita butuhkan.

3.      Tahu dan mengerti bagaimana mengevaluasi informasi yang diperoleh.

Ini salah satu poin penting yang menuntut seseorang untuk memahami dan menilai informasi yang telah diperoleh. Peran pribadi sangat dominan dan akan menentukan informasi apa yang relevan dengan kebutuhan juga sesuai dengan prinsip kepribadiannya.

4.      Mampu mengelola informasi yang diperoleh.

Kita perlu mengolah informasi agar menjadi kumpulan informasi yang dapat dimanfaatkan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

5.      Mampu memanfaatkan informasi sesuai dengan etika maupun hukum yang berlaku.

Hal ini menuntut seseorang untuk memanfaatkan informasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jangan sampai informasi yang ada membawa kerugian bagi orang lain.

Strategi Pencarian Informasi

Di dalam pemanfaatan sumber informasi kita juga harus paham bagaimana strategi pencarian informasi yang baik dan benar agar pencarian informasi dapat terpusat dan effisien

 

1.      Tentukan subjek/topik

Sebelum kita mencari informasi maka perlu dirumuskan apa yang menjadi kebutuhan kita. Ini untuk menghindari terjadinya pemborosan waktu. Kita dapat mencatat hal-hal apa saja yang akan dicari.

2.      Buat kalimat pertanyaan

Seperti membuat rumusan masalah kita harus menentukan kalimat-kalimat pertanyaan agar mudah dalam pencarian informasi yang kita butuhkan, misal dalam pencarian tokoh sejarah. Kita dapat menentukan apa yang kita cari, kapan lahirnya ?, tempat asalnya ?, dan lain-lain

3.      Tentukan kata kunci

Ini berguna agar kita dapat mencari informasi dengan lebih focus pada apa yang kita butuhkan. Misalnya kita akan mencari informasi mengenai “strategi penelusuran informasi”, maka dapat ditentukan kata kunci penelusuran “strategi”, “penelusuran”, “informasi”, dan lain sebagainya. Ini akan bermanfaat jika kita akan menggunakan alat bantu penelusuran.

4.      Tentukan kata alternatif (bahasa, sinonim, variasi kata)

Penggunaan kata alternatif ini bertujuan agar data yang di peroleh mempunyai fariasi yang berbeda sehingga mampu menciptakan informasi yang baru, misalnya kata benang di ganti dengan tali.

5.      Penggunaan operator dan logika boolean pada Search Engines

Sangat penting kita memahami Penggunaan operator dan logika boolean pada Search Engines dengan memahami karakter-karakter dalam Search Engines sangat membantu kita dalam sistem pencarian secara tepat dan akurat, misal penggunaan beberapa operator adalah and, or, +, -, *, intitle:, inurl:, dan lain-lain

Setelah penulis sampaikan tentang kualitas sumber informasi, pemahaman informasi, dan strategi informasi. Yang terpenting dalam menyikapi sebuah sumber informasi adalah Menyaring dan mengolah semua informasi yang telah dikumpulkan, Inilah kegiatan terakhir dan terberat yang harus dilakukan. Mengapa sumber informasi perlu di evaluasi hal ini di lakukan karena tidak semua sumber informasi akurat dan sesuai dengan kebutuhan, sumber informasi tidak terorganisir dan tidak dievaluasi seperti di perpustakaan, informasi dapat dibuat oleh setiap orang atau lembaga tanpa ada batasan, Sumber informasi memiliki cakupan yang luas dari seluruh dunia.

 

 

PENUTUP

 

Setelah pembahasan yang penulis jabarkan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kemajuan sumber iformasi khususnya internet tidaklah selalu membawa dampak positif namun juga membawa dampak negatif juga. Kita sebagai masyarakat yang baik harusnya dapat memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan cermat dan mampu memilih dan memilah mana sumber informasi yang baik atau pun sumber informasi yang kurang baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

American Heritage Dictionary: Information. Sebagaimana yang dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 20.33 WIB.

Subhan. “Memo Perihal Melek Informasi”. Dikutip dari http://blog.360.yahoo.com/blog-qLWOjSA9fqu_Wxwc7aik?p=9. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 21.30 WIB. 

Wikipedia. “internet”. dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Internet. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 20.33 WIB


[1]Wikipedia. “internet”. dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Internet. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 20.33 WIB. 

[2]American Heritage Dictionary: Information. Sebagaimana yang dikutip dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 20.33 WIB.

[3]Subhan. “Memo Perihal Melek Informasi”. Dikutip dari http://blog.360.yahoo.com/blog-qLWOjSA9fqu_Wxwc7aik?p=9. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 21.30 WIB. 

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin bersar di tiap tahunya ini memberi dampak semakin mudahnya sumber informasi tersebar di lingkunggan masyarakat. Dengan kemajuan pertumbuhan informasi yang cepat ini atau yang lebih sering di sebut sebagai Information Explosion , yakni pertumbuhan literatur yang cepat dan sangat banyak. Hal ini sangat di pengaruhi dengan di temukanya sebuah  internet, Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking .
Segala perkembangan tentunya membawa dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan yang pesat dalam dunia informasi terutama internet tentunya banyak membawa dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat. Internet sebagai media komunikasi, Internet sebagai media pertukaran data, Internet sebagai media untuk mencari informasi atau data, Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi, Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan, Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain
Selain dampak positif tentunya timbul juga dampak negatif di dalam internet tersebut. Beberapa diantaranya adalah, internet sebagai pelayanan penyedia informasi yang sangat mudah karena sifatnya yang mudah dan bebas ini masyarakat bukan hanya mampu memperoleh informasi saja namun juga mampu mengeluarkan sebuah informasi. Melihat keadaan ini maka timbul beberapa informasi yang menurut penulis kurang reliability. Sumber informasi yang tidak dapat di percaya ini dapat menimbulkan kerancauan imformasi di kalangan pencari informasi. Selain itu pula dampak kemudahan pengaksesan informasi tersebut dapat menimbulkan pornografi, violence and gore, penipuan, carding, pernjudian dan tentunya masih banyak lagi dampak negatif yang belum penulis sebutkan mengingat keamanan data dalam dunia internet masih rawan.Untuk menyikapi keadan tersebut kita harus mampu memanfaatkan sumber informasi dengan baik dan benar.
PEMBAHASAN MASALAH

Seperti penjelasan pada pendahuluan di atas dapat penulis simpulkan bahwa sumber informasi khususnya internet dapat menjadi perkembangan sebuah informasi atau justru menjadi sebuah sampah informasi. Sedangkan sudah menjadi rahasia umum bahwa informasi dapat mempengaruhi aktivitas maanusia. Dan inilah yang perlu kita cermati lebih lanjut, supaya informasi yang ada bermanfaat dan tidak memperburuk keadaan. Harus kita sadari bahwa tidak semua informasi yang berkembang di sekitar kita mempunyai nilai positif. Pemberian dan penerimaan informasi harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan umur pemakainya. Inilah yang menjadi permasalahan kita bersama untuk menemukan sebuah solusi supaya informasi dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan manusia. Lebih jauh lagi penulis akan menyampaikan beberapa unsur penting dalam pemanfaatan sebuah informasi.
Definisi klasik dari sistem informasi, dimana informasi adalah pengetahuan yang diperoleh dari data . Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Ketika kita mengakses sebuah informasi yang akan kita manfaatkan kita haruslah memperhatikan kualitas sumber informasi tersebut. Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis), dan relevan (relevance).
Accurate Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
Timely Basis (Kualitas dari suatu informasi) Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.
Relevance Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda, misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan unuk akuntan.
Selain kita harus terlebih dahulu memahami pentingnya unsur sebuah informasi kita juga harus menyikapi informasi dengan cerdas untuk menemukan semua hal positip dan menghindari jika ada segi negatipnya. Informasi akan bermanfaat jika kita menggunakannya sesuai dengan kebutuhan kita, namun kita juga harus memperhatikan kepentingan orang lain.
Ada beberapa kriteria seseorang dikatakan mengerti akan sebuah informasi, yaitu antara lain :
1.    Sadar akan kebutuhan informasi.
Seseorang mempunyai kesadaran akan nilai suatu informasi sebagai masukan untuk mengatasi kekurangan dalam dirinya. Misalnya seseorang mencari informasi tentang perusahaan kertas, karena dia belum tau dan akan mendirikan usaha percetakan.
2.    Tahu bagaimana cara mengakses informasi.
Ini menjelaskan bahwa kita memerlukan pengetahuan mengenai sumber informasi, cara atau metode yang efektif untuk menelusur informasi. Tanpa mengetahuinya maka tidak mungkin kita akan mendapatkan informasi yang kita butuhkan.
3.    Tahu dan mengerti bagaimana mengevaluasi informasi yang diperoleh.
Ini salah satu poin penting yang menuntut seseorang untuk memahami dan menilai informasi yang telah diperoleh. Peran pribadi sangat dominan dan akan menentukan informasi apa yang relevan dengan kebutuhan juga sesuai dengan prinsip kepribadiannya.
4.    Mampu mengelola informasi yang diperoleh.
Kita perlu mengolah informasi agar menjadi kumpulan informasi yang dapat dimanfaatkan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
5.    Mampu memanfaatkan informasi sesuai dengan etika maupun hukum yang berlaku.
Hal ini menuntut seseorang untuk memanfaatkan informasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jangan sampai informasi yang ada membawa kerugian bagi orang lain.
Strategi Pencarian Informasi
Di dalam pemanfaatan sumber informasi kita juga harus paham bagaimana strategi pencarian informasi yang baik dan benar agar pencarian informasi dapat terpusat dan effisien

1.    Tentukan subjek/topik
Sebelum kita mencari informasi maka perlu dirumuskan apa yang menjadi kebutuhan kita. Ini untuk menghindari terjadinya pemborosan waktu. Kita dapat mencatat hal-hal apa saja yang akan dicari.
2.    Buat kalimat pertanyaan
Seperti membuat rumusan masalah kita harus menentukan kalimat-kalimat pertanyaan agar mudah dalam pencarian informasi yang kita butuhkan, misal dalam pencarian tokoh sejarah. Kita dapat menentukan apa yang kita cari, kapan lahirnya ?, tempat asalnya ?, dan lain-lain
3.    Tentukan kata kunci
Ini berguna agar kita dapat mencari informasi dengan lebih focus pada apa yang kita butuhkan. Misalnya kita akan mencari informasi mengenai “strategi penelusuran informasi”, maka dapat ditentukan kata kunci penelusuran “strategi”, “penelusuran”, “informasi”, dan lain sebagainya. Ini akan bermanfaat jika kita akan menggunakan alat bantu penelusuran.
4.    Tentukan kata alternatif (bahasa, sinonim, variasi kata)
Penggunaan kata alternatif ini bertujuan agar data yang di peroleh mempunyai fariasi yang berbeda sehingga mampu menciptakan informasi yang baru, misalnya kata benang di ganti dengan tali.
5.    Penggunaan operator dan logika boolean pada Search Engines
Sangat penting kita memahami Penggunaan operator dan logika boolean pada Search Engines dengan memahami karakter-karakter dalam Search Engines sangat membantu kita dalam sistem pencarian secara tepat dan akurat, misal penggunaan beberapa operator adalah and, or, +, -, *, intitle:, inurl:, dan lain-lain
Setelah penulis sampaikan tentang kualitas sumber informasi, pemahaman informasi, dan strategi informasi. Yang terpenting dalam menyikapi sebuah sumber informasi adalah Menyaring dan mengolah semua informasi yang telah dikumpulkan, Inilah kegiatan terakhir dan terberat yang harus dilakukan. Mengapa sumber informasi perlu di evaluasi hal ini di lakukan karena tidak semua sumber informasi akurat dan sesuai dengan kebutuhan, sumber informasi tidak terorganisir dan tidak dievaluasi seperti di perpustakaan, informasi dapat dibuat oleh setiap orang atau lembaga tanpa ada batasan, Sumber informasi memiliki cakupan yang luas dari seluruh dunia.

PENUTUP

Setelah pembahasan yang penulis jabarkan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kemajuan sumber iformasi khususnya internet tidaklah selalu membawa dampak positif namun juga membawa dampak negatif juga. Kita sebagai masyarakat yang baik harusnya dapat memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan cermat dan mampu memilih dan memilah mana sumber informasi yang baik atau pun sumber informasi yang kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

American Heritage Dictionary: Information. Sebagaimana yang dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 20.33 WIB.
Subhan. “Memo Perihal Melek Informasi”. Dikutip dari http://blog.360.yahoo.com/blog-qLWOjSA9fqu_Wxwc7aik?p=9. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 21.30 WIB.  
Wikipedia. “internet”. dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Internet. pada tanggal 26 Desember 2009 Jam 20.33 WIB

Pustakawan Bermimpi : Jika ada Perpustakaan Di kereta Api

Hari ini terpaksa berangkat kuliah telat, banyak pekerjaan kantor yang ga bisa ditunda capeek meen, tapi harus tetep semangat biar cepet lulus terus cepet nikah hehehe… sekarang posisi ada di dalem kereta sriwedari alhamdulilah deh dapet tempat duduk, sedikit bisa mengistirahatkan punggung. Noleh kanan noleh kiri, boring juga nih kalau ga ada kerjaan di kereta begini . liat penumpang juga di sekitar banyak yang melamun, hmm… tiba-tiba jadi kepikiran gimana ya kalau misalnya ni kereta disediain perpustakaan kelihatannya keren dan bermanfaat. Bayangin aja ada berapa penumpang yang naik turun kereta ini dalem sehari, kalo misalnya nih paling sedikit lah dari semua penumpang ada 5 penumpang yang mau baca di kereta dalam satu perjalanan itu amat sangat berpengaruh lho. Coba deh yuk kita itung itungan bentar, misal sehari 1 perjalanan pulang pergi solo- jogja ada 5 orang membaca, terus dikali seharinya ada 10 jadwal kerteta solo-jogja berarti total ada penambahan 50 orang yang membaca dalam sehari di INDONESIA. Keren tuh, PT. KAI bisa ikut serta dalam mencerdaskan masyarakat. Andai aja pemerintah mau menyetujui pemikiran ane ya..hihihi… nanti perpustakaannya dibiayai sama pemerintah daerah, pengelolaannya juga ditangani sama pustakawan, jadi biar PT.KAI bisa buka lowongan buat pustakawan nggak buat tekhnisi melulu. Nah dari sini kan manfaatnya juga bisa terasa tuh yaitu buat ngurangin jumlah pustakawan yang masih nganggur. Selain itu hal ini kan bisa memaksimalkan tujuan pemerintah dalam usaha membudayakan gemar membaca. Sebenernya banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah kita untuk mencerdaskan bangsa, dari hal kecil saja manfaatnya bisa begitu besar. Cukup dengan menyediakan tempat paling tidak 2×2 meter saja di dalam gerbong untuk menaruh buku-buku bacaan berkualitas. Awalnya memang terdengar rumit dan ribet tapi kalau tidak dicoba mana kita tahu hasilnya akan seperti apa. Yang jelas menurut ane kalau niatnya baik pasti hasilnya juga akan baik. Sekarang tinggal action nya aja nih. Pengen nih jadi pustakawan yang bisa bermanfaat buat orang sekitar dan juga ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa. Yuk kita budayakan gemar membaca.

konsep-konsep perpustakaan masa depan

Dulu pernah terfikir bagaimana jika sebuah perpustakaan memiliki system otomatis untuk mencari buku dan secara otomatis juga mengantarkan buku kepada penggunanya. Mungkin hal itu sangat mustahil untuk bebrapa tahun yang lalu. Namun pada kenyataanya sekarang anggan-angan itu sudah terjawab. Yup di dunia ini ada perpustakaan dengan konsep canggih tersebut perpustakaan itu adalah Perpustakaan Joe And Rika Mansueto Library di Chicago University perpustakaan ini tidak memiliki koleksi tercetak di ruang perpustakaanya, namun segala koleksi perpustakaan tersebut sudah tersimpan rapi di bawah tanah. Sedangkan untuk meletakkan dan menaruh buku semuanya dikerjakan dengan komputer dan robot. Tempat penyimpanan buku tersebut terletak di dalam tanah dengan tingggi ruangan setara dengan 5 lantai dan semua buku disimpan dalam rak raksasa. Totalnya ada sekitar 3,5 juta buku.Semua buku disimpan dalam sebuah wadah yang bisa menyimpan 100 buku dan wadah tersebut (total 35.000 wadah) akan diletakkan di rak raksasa tersebut dimana sebuah robot akan mengambil dan meletakkan buku berdasarkan sistim barcode.Untuk meminjam buku anda bisa melakukannya secara online melalui komputer dan buku akan keluar ke meja khusus dalam waktu sekitar 5 menit saja.

Untuk lebih jelasnya langsung aja tonton videonya J

Profil perpustakaan http://www.youtube.com/watch?v=ESCxYchCaWI

Full pembangunan http://www.youtube.com/watch?v=QbB280izYXg

canggih bukan 😀 gimana ya kalau perpustakaan tersebut di bangun di Indonesia… hemmm.. pasti sangat menarik 😉

mari kita bicarakaan konsep-konsep canggih yang bisa diterapkan di perpustakaan 😀

1. Tempat sampah pintar

Kenapa saya menempatkan konsep tempat sampah pintar? Ya pastinya untuk buang sampah lah 😀 alangkah senangnya jika perpustakaan bersih pasti semua pengguna merasa nyaman juga di perpustakaan.. namun pemikiran ini terkadang menimbulkan sebuah peraturan yang terkadang tidak menyenangkan bagi pengguna perpustakaan yaitu “DILARANG MEMBAWA MAKANAN DI PERPUSTAKAAN !!!” peraturan ini pasti sangat menyiksa sebagian pengunjung karena pada dasarnya mereka senang mencari informasi atau belajar jika mereka bisa mengerjakanya sambil menikmati makanan kecil, pembebasan membawa makanan kedalam ruang perpustakaan juga di terapkan di Perpustakaan UI. Nah berlatar belakang cerita tersebut tentunya perpustakaan membutuhkan tempat sampah yang pintar 😀 dalam bayangan saya ada robot tempat sampah yang bisa dipanggil dan dating sendiri ketempat kita 😀 pasti asik :D, tapi saya menemukan versi lain… yaitu.. datang sendiri kearah kita ketika kita melemparkan sampah.. bingung..?? dari pada bingung… lihat aja videonya 😀

gimana.. udah liat videonya 😀 kalau ada tempat sampah seperti itu di perpustakaan di Indonesia pasti para pengunjungnya rajin pada  buang sampah :D:D:D

2. Rak canggih

Yang kedua ini adalah rak canggih..yups.. alangkah menyenangkan kalau di perpustakaan ada rak yang bisa melipat sendiri dan menjadi ringkas sehingga memakan sedikit tempat.. saya pernah melihat konsep rak ini di perpustakaan luarnegri tapi saya lupa linknya.. mungkin di posting selanjutnya akan saya sertakan link nya J

Untuk sementara ini cukup 2 konsep canggih dulu.. posting berikutnya akan saya sambung lagi konsepnya J

Catatan kecil Tentang Library 3.0

Ferry Adityo Putro

ceria_terakhir@yahoo.com

Perpustakaan adalah sebuah organisasi yang berkembang, maksud dari kalimat tersebut mengartikan bahwa perpustakaan sebuah organisasi yang selalu mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Kalau di jaman dulu kita mengenal perpustakaan secara konvensional  namun di masa sekarang perpustakaan sudah berkembang menjadi perpustakaan digital ataupun virtual. Kita sebagai pustakawan yang merupakan sebuah bagian atau jiwa dari perpustakaan tentunya harus mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi informasi yang ada kalau tidak mau perpustakaan kita akan semakin tertinggal. perpustakaan dituntut untuk lebih aktif, dinamis, cepat, tepat dan akurat dalam segala hal baik dalam pelayanan maupun penelusuran sumber informasi. Hal ini dilakukan agar keeksistensian perpustakaan dapat dipertahankan di tengah maraknya penyedia informasi yang lebih canggih yang menjadi kompetitor bagi perpustakaan Sehingga perpustakaan harus memahami konsep teknologi yang bagaimana agar tetap berkembang dan tidak di tingggalkan oleh penggunanya.Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan cepat  Salah satu perkembangan perpustakaan yang sedang berjalan di Indonesia saat ini adalah adanya library 2.0. library 2.0 adalah model perpustakaan yang memanfaatkan media web 2.0 dalam proses penyebaran informasi dan pencarian informasi  

Sedangkan di luarnegri sudah mulai berjalan dengan library 3.0. library 3.0 sendiri adalah konsep library 3.0 merupakan tranformasi lanjutan setelah konsep library 2.0. Dengan tranformasi web yang akan berciri semantik serta ontologi maka web juga berkembang menjadi Web.3.0. Kondisi inilah yang memungkinkan pengembangan konsep Perpustakaan 3.0. Konsep terakhir ini nampaknya akan sangat mempengaruhi cara kerja pustakawan dalam mendeskripsikan pustaka yang berupa multimedia. Lalu apakah pustakawan di Indonesia harus menerapkanya di dalam perpustakkan ?

Untuk mendapat jawaban tersebut penulis telah mewawancarai salah satu tokoh pustakawan di Indonesia ini. Menurut pendapat beliau “ Semua itu dapat dijawab dengan kata bahasa Jawa sederhana yaitu “empan papan” artinya tentu tergantung di mana perpustakaan itu berada. Yang harus selalu diingat adalah fusngi yang sebenarnya diharapkan dari suatu perpustakaan. Ini juga sangat tergantung dari apa yang diingnkan para penggunanya. Setelah itu baru memilih sistem dan teknologi yang cocok untuk memenuhi fungsi itu. Jadi suatu aplikasi sistem bukan hanya menajdi mode, namun memamng kebutuhan yang memang harus dipenuhi.” (BS)

Menurut pendapat beliau yang bisa diartikan oleh penulis adalah bahwa Library 3.0 tentunya harus dikaji ulang terlebih dahulu bagamana nantinya jika di terapkan dalam perpustakaan kita masing-masing apakah sistem tersebut akan efektif untuk penyebaran teknologi informasi di lingkungan perpustakaan. Apakah teknologi library 3.0 ini sudah siap diterapkan di lingkungan perpustakaan, jangan sampai penerapan sistem library 3.0 ini tidak cocok atau belum siap untuk lingkungan perpustakaan. Jika lingkungan perpustakaan tidak siap maka pada akhirnya keberadaan sistem library 3.0 hanya sebagai mode / pencitraanya saja.

PENTINGNYA PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAN

Ferry Adityo Putro

ceria_terakhir@yahoo.com

Perpustakaan yang ideal adalah perpustakaan yang mampu mengikuti perkembangan informasi yang sedang berkembang di dunia. Pada beberapa tahun yang lalu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya. Yang dirasa paling kena imbasnya adalah sebuah perpustakaan karena dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini timbul adanya ledakan informasi atau lebih sering disebut sebagai Information Explosion, yakni pertumbuhan literatur yang cepat dan sangat banyak. Untuk mengantisipasi gejala tersebut, perpustakaan harus selalu meningkatkan perannya, tak hanya dalam arti mengolah, menyajikan, mencari dan menyebarluaskan informasi, tetapi harus bisa juga mendorong terhadap penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan terjadinya Information Explosion perpustakaan di tuntut untuk dapat menjadi wadah sebuah sumber informasi yang bermunculan dan mau tidak mau perpustakan harus memasukan peran serta ICT ( Information and communication technologies) dengan adanya peran serta ICT sebuah perpustakaan mampu secara cepat dan akurat mengumpulkan dan menyimpan sumber informasi dan dengan mudah pula melakukan sistem temu kembali. Dengan keadaan seperti ini perpustakaan harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan selalu mendekatkan informasi dan alat aksesnya supaya para penggunanya dengan mudah, cepat dan akurat dapat menemukan informasi yang mereka perlukan.

Dengan melihat perkembangan perpustakan yang semakin pesat dengan secara bersamaan pula bahwa perkembangan teknologi didalam perpustakan itu sendiri terus berkembang dan berubah. Maka tugas kita sebagai pustakawan adalah memberikan pengarah pada penguna atau pendidikan untuk pengguna. Terutama mahasiswa dan tenaga pengajar baru, sering belum mengenal perpustakaan. Mereka tidak tahu letak koleksi, bagai mana cara menggunakannya, dan layanan-layanan apa yang tersedia diperpustakannya. Hal ini akan menciptakan sifat mandiri bagi penguna sehingga untuk kedepanya penguna mampu memanfaatkan fasilitas perpustakaan secara mandiri.

FAKTOR-FAKTOR PENTINGNYA PENDIDIKAN PEMAKAI

Dalam dunia pendidikan kecepatan dan ketepatan dalam pencarian sumber informasi yang di butuhkan sangatlah penting. Sedangkan di lingkungan perpustakaan sendiri masyarakat masih awam bagi mana caranya mencari satu informasi dari dari sekian banyaknya informasi yang tersedia. Dengan keadaan terpaksa mereka mulai mencarinya satu persatu dari rak ke rak dan ini membutuhkan waktu yang lama. Melihat keadaan yang ada sekarang masih banyak masyarakat yang masih awam dalam cara pemanfaatan perpustakaan. Mereka tidak tahu letak koleksi, bagai mana cara menggunakannya, dan layanan-layanan apa yang tersedia diperpustakannya. Melihat pernyataan tersebut pustakaawan harus mengadakan pendidikan pemakai pada mereka pengunjung-pengunjung baru. mereka harus diberi arahan, diberikan petunjuk tentang bagaimana memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di perpustakaan. Mereka harus diajarkan bagaimana menggunakan alat-alat itu untuk mengakses informasi, bagaimana memanfatkan layanan yang disediakan oleh perpustakaan, diajarkan pula di mana mereka bisa menanyakan apabila mereka menemui kesulitan atau mereka tidak menemukan koleksi yang diinginkan sedangkan perpustakaan tidak memilikinya.

Dan beberapa faktor pentingnya sebuah pendidikan pemakai dalam dunia perpustakaan adalah sebagai berikut :

  • Agar informasi di perpustakaan diketahui pengguna
  • Memandu pengguna dalam tahap awal penelusuran literatur
  • Mempermudah dalam mencari informasi
  • Untuk menemukan education for life == long life education
  • Menggunakan sumber informasi istilah subjek tertentu
  • Mendidik pengguna menggunakan perpustakaan secara benar.
  • Komunikasi antar pustakawan dan pengguna
  • Perkembangan interdisiplin dari berbagai pengetahuan/bidang kajian

Untuk mengetahui materi dan tujuan apa saja yang ingin dicapai dalam proses pendidikan pemakai ini, kita bisa melihat tingkatan atau jenjang pendidikan pemakai sebagaimana yang diklarifikasikan oleh Rice (1981).

1. Orientasi Perpustakaan.

Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswa/mahasiswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materinya  antara lain:

  • Pengenalan Gedung Perpustakaan.
  • Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran lainnya.
  • Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar.

Tujuan yang ingin dicapai:

  • Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri.
  • Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara tepat.
  • Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman, dll.
  • Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam  layanan perpustakaan, dll.
  • Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungan pemakai dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.
  • Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan.
  • Terjalinnya komukasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan.

2. Pengajaran Perpustakaan.

Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara lain:

  • Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi.
  • Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan subyek atau jurusan.
  • Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.

Tujuan yang ingin dicapai:

  • Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan-bahan artikel.
  • Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus melalui katalog.
  • Dapat menggunakan bentuk mikro dan alat-alat baca lainnya secara tepat.
  • Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Alamanak, Bibliografi dll.
  • Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya.
  • Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat melakukan permintaan peminjaman.
  • Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan dan menggunakan hasil-hasil  sitasi.

3. Pengajaran Bibliografi.

Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal (Mulok).

Materi yang ingin dicapai antar lain:

  • Informasi dan pengorganisasiannya.
  • Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan definisi suatu topik karya ilmiah.
  • Macam-macam sumber untuk penelitian.
  • Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah.
  • Teknik-teknik membuat catatan dalam karya ilmiah.
  • Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.
  • Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan.
  • Membuat/menulis karya ilmiah.

STRATEGI DALAM PENERAPAN PENDIDIKAN PEMAKAI

Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai di lingkungan civitas Madrasah, antara lain: Presentasi atau Kuliah di Kelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual,  Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau  Pamflet.

  1. 1.      Presentasi  atau Ceramah di Kelas

Penjelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri.  Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.

  1. Wisata Perpustakaan

Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain:

  • Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.
  • Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.
  • Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog.
  • Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.
  • Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.
  • Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.
  1. Penggunaan Audio Visual

Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual (perorangan), di antaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll. Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing. Slide dapat digunakan  dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan  keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

  1. 4.      Permainan dan Tugas Mandiri

Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak Sekolah Dasar dan Menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.

  1. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet

Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan ketika membuat buku pedoman atau pamflet untuk keperluan pendidikan pemakai ini, antara lain:

  1. Buatlah bahan tersebut sesingkat mungkin.
  2. Harus membuat pemakai jelas dalam melakukan hal yang berkenaan dengan penggunaan perpustakaan.
  3. Membuat pemakai kraetif.

Membuat langkah yang sederhana,  dengan demikian pemakai dapat selangkah demi selangkah mencoba untuk memparaktekkannya di perpustakaan.

KENDALA DALAM PENERAPAN PENDIDIKAN PEMAKAI DI INDONESIA

Di dalam lingkungan perpustakaan Indonesia khususnya perpustakan perguruan tinggi pendidikan pemakai masih berlum berjalan seperti yang kita harapkan. Hal ini dikarenakan dari beberapa pustakawan sendiri masih mengangap bahwa pendidikan pemakai tidaklah terlalu penting, mereka menganggap bahwa masyarakat awam secara umum telah mampu memanfaatkan perpustakaan secara sendirinya. Selain itu dari sebagian mereka juga menganggap bahwa pengguna akan mengetahui cara pemanfaatan perputakaan secara sendirinya karena kebiasaan mereka yang belum bisa akan bisa memanfaatkan perpustakaan hanya dari melihat mereka yang sudah mampu memanfaatkanya. Namun pada kenyataanya permasalahan ini tidak sesederhana itu, masih banyak dari penguna yang masih bingung akan cara pemanfaatan sebuah perpustakaan. Dan tidak asing pula bahwa mahasiswa akhir semester pun kadang tidak mengetahui cara pengunaan katalog atau pun pencarian jurnal elektronik di perpustakaan.

Namun sebagian dari para pustakawan sudah mulai menerapkan pendidikan pemakai  di perpustakaan mereka masing-masing. Namun pada perkembangan selanjutnya pendidikan perpustakaan masih belum berjalan seperti yang kita harapkan.  Hal ini juga di pengaruhi masih sedikitnya literatur-literatur tentang pendidikan pemakai kalau ada pun itu menggunakan bahasa Inggris. Dan di indonesia sendiri jumlah pustakawan yang paham terhadap bahasa Inggris masih sedikit adanya. Di samping itu penerapan pendidikan pemakai masih kekurangan tenaga dalam arti dari segi kualitas dan kuantitasnya. Dari segi kualitas, yang diperlukan untuk mensukseskan pelaksanaan pendidikan pengguna adalah: pengalaman dan pendidikan, bisa berkomunikasi secara jelas dan efektif, mempunyai kemapuan dalam “public relations”, ramah, sabar, dewasa, mempunyai motivasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas tersebut, dll. Dari segi kuantitas diharapkan adanya jumlah yang cukup dari pustakawan yang mempunyai kualitas tersebut di atas guna melaksanakan tugas tersebut.

PEMECAHAN MASALAH

Melihat dari kendala yang di alami pendidikan pemakai di Indonesia penulis akan sedikit menyampaikan usulan pemecahan masalah yang dirasa perlu di lakukan dalam dunia perpustakaan. Usulan ini tentunya bersumber dari artikel-artikel yang sudah penulis baca. Usulan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

  • Menggunakan wadah IPI sebagai tempat untuk mengadakan pembahasan tentang pendidikan pemakai dan penyuluhan kepada pustakawan di seluruh Indonesia pentingnya pendidikan pemakai di dalam sebuah perpustakaan, Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi antar sejawat sendiri, adanya seminar, workshops, training dalam bidang pendidikan pengguna.
  • Memberikan kesempatan kepada pustakawan yang memiliki minat dan kualitas di dalam hal pendidikan pemakai, untuk mengikupi pendidikan di luar negeri.
  • Mengadakan kunjungan ke perpustakaan yang sudah menerapkan pendidikan pemakai secara benar.
  • Mengadakan penerjemahan literatur-literatur pendidikan pemakai dari bahasa Inggris ke bahasa indonesia, agar lebih mudah di pahami pustakawan di indonesia.
  • Mengadakan usaha penambahan koleksi tentang pendidikan pemakai di setiap proyek pembelian buku
  • Tukar menukar antar perpustakaan  tentang perkembangan informasi pendidikan pemakai.

PENUTUP

Pendidikan pemakai sangat dirasa penting ketika sebuah informasi yang sebenarnya sudah ada namun belum bisa dimanfaatkan karena adanya jurang dalam antara informasi dan penguna informasi tentang cara bagaimana pemanfaatan informasi. Kita sebagai pustakawan harus mampu mengatasi keadaan itu agar kedepanya tidak ada lagi pengguna yang merasa kesulitan dalam pencarian informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Lasa HS. 2008. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: kanisius.

Rice, James, (1981).Teaching Library Use: A Guide for library Instruction. London: Greenwood Press

LOGO of THE DAY ( 21 November 2013)

LOGO of THE DAY ( 21 November 2013)

logo yang saya ciptakan hari ini ( 21 November 2013) untuk contes di 99designs, siapa tahu ada yang cocok boleh di order dan otomatis akan saya tarik dari contes, dan kami berikan hak cipta sepenuhnya pada yang order

1st ACCA (1st Afrika Kongres Konservasi Pertanian) adalah konferensi. Konservasi Pertanian yang telah menyebar terus di Afrika dalam beberapa tahun terakhir sebagai respon terhadap semakin meningkat kerawanan pangan, pertanian yang tidak berkelanjutan dan tantangan perubahan iklim.